Wednesday, December 31, 2008

Just My Cogitation



Enjoying the count down to 00:00 am
I am now
Remembering all the things
That has happened in 2008

Full of laugh, tears gone by on sadness and anger
Grab some fun, while I'm having some thought
About life, family, friends, and work
Not to forget my love life

Resolutions
Improved it when a new year come
Some of them are able to fulfill in
But I have to make some modifications for the failed ones

And here I am now
Sitting and watching "Ratatouille"
While fingers typing on the keypad
My mind deciding about some thoughts

I realize, 2009 has no different with other years
But when it begins, I know
That I'm gonna make a new hope, new wish, new move
For my new beginning of the year

I won't be late for my business meeting with the group, again!
(Which is 'my favorite but really a bad habit' lately, sigh)
I'm gonna love my life more than before, just because I believe
This is my only way to have a real delightful love of life
Full optimize on using organizer for my daily schedule
(Because I think -sadly- I've lost my priority)
And many other things that I can't mention here

Let's celebrate the new year
With smile on our face
Love in our heart
And a big hug

Wishing you a great 2009
With joy and happiness come
Every day, every time, every hour
Because I love to see that 'happily ever after' happens to everyone

If you want to see the rainbow
You have to see the rain first
It means you have to through the sadness
Before happiness comes to see you

HAPPY NEW YEAR 2009 FOR EVERYONE!


ps: Revulsion, my Pontianak's friends, and grab PR 3 on today, are my first great gifts to welcoming this new year! Oh 4JJI, my dear God, I love to wait for another happy gifts from you for the whole year of 2009 ^_^
Continue Reading...

Monday, December 29, 2008

Loving Someone Is A Gift


Loving someone is a gift
From God for us to believe
That there's something much bigger and deeper
Than our existences

Loving someone is a gift
Because love can teach us
To see and make the love as a personal thing
Between you and me

Loving someone is a gift
Just because love has the grateful dan euphoria effects
When you know the one that you loved
Has the same feeling

At last, I wish, loving someone is a gift, still
When my love didn't turn to me back
Because it also teach me to be more tough and patient
So I can be a better person than before

Don't you think that loving someone is a gift too?



http://www.gettingpersonal.co.uk/images/iloveyoubox_lrg.jpg


Continue Reading...

Friday, December 26, 2008

Inem oh Inem


KRINGGGGG~~~KRINGGG~~~KRINGGGG~~!!!", bunyi telepon.


"Halo, selamat siang", jawab seorang wanita setengah baya.

"Lho, siapa ini?", terdengar sahut suara berat seorang pria.

"Oh, saya pembantu baru di sini Pak. Saya baru kerja. Baru datang siang ini."

"Kalau begitu, Ibu mana?"

"Ibu sedang di kamar tidur Pak."

"Kalau begitu tolong panggilkan."

"Maaf Pak, Bapak siapa yah?"

"Saya suaminya."

"Hah, lha wong Ibu di kamar sama Bapak kok?!" si pembantu kaget get get....

"Apaaaa?!?!?!" si Bapak lebih kaget lagi.

Si pembantu jadi bingung.

"Nama kamu siapa?" tanya si Bapak lagi.

"Nama saya inem, Pak." jawab si Inem dengan gemetar.

"Inem, seperti apa laki-laki yang di kamar dengan ibu?"

"Rambutnya ikal, Pak. Dan pakai kaca mata", jawab Inem dengan terbata-bata.

"KURANG AJAR!!! Pasti si Johan itu. INEM!!!", teriak Bapak.

"Ya Pak?"

"Coba kamu intip, sedang apa mereka?"

"Aduh Pak, saya ngga berani"

"HEH!!! Saya Tuanmu tau!!! Cepat sana liat!!! Kalau tidak saya pecat kamu!"

Dengan lutut gemetar, Inem berjalan sambil mengendap-endap menuju kamar majikannya. Dengan tangan gemetar dibuka pintu kamar itu dengan sangat hati-hati agar tidak diketahui orang yang di dalam. Setelah itu dia melihat keadaan didalam dan langsung ke telpon lagi.

"Halo Pak..."

"Yah, apa yang terjadi disana?" jawab Bapak dengan tidak sabar.

"Anu, Pak..."

"ANU APA?! CEPAT CERITAKAN!!!" bentak si Bapak.

"Ibu sama laki-laki itu sedang tidur, Pak"

"Cuma tidur?" tanya si Bapak lagi dengan tidak sabar.

"Mereka berdua sedang tidur tapi tidak pakai baju."

"APA?!?!?! KURANG AJAR!!! SUDAH SAYA DUGA!!! DASAR ISTRI SIALAN!!!!", maki si Bapak.

"INEM!!!", panggil si Bapak lagi dengan teriak tentunya.

"Iya Pak"

"Cepat ambil tali dan ikat tangan dan kaki mereka berdua, CEPAT!!!"

"Aduh Pak, kalau ini saya benar-benar nggak berani Pak", jawab Inem dengan suara yang hampir menangis.

"Dasar kamu bodoh!!! Hayo cepat laksanakan, nanti saya kasih uang 1 juta!!" perintah si Bapak dengan tidak sabar.

Karena diiming-imingi uang, timbul keberanian si Inem. Langsung diletakkan gagang teleponnya dan larilah dia ke dapur untuk mencari tali. Setelah didapatkan talinya dengan mengendap-endap Inem masuk ke kamar majikannya. Dengan sangat hati-hati agar tidak terbangun, pertama dia ikat tangan si Pria lalu kakinya.

Kemudian dia ikat tangan dan kaki si Ibu. Tapi sial, karena gugup tanpa sadar si Ibu terbangun. Melihat Keadaan dirinya yang di ikat, si Ibu teriak: "INEM! APA YANG KAMU LAKUKAN?! Kamu mau merampok yah?!"

"Maaf Bu, saya disuruh Bapak." langsung si Inem lari ke arah telpon, meninggalkan nyonya majikannya yang berteriak-teriak dengan marahnya dan si Pria yang mulai terbangun juga.

"Pak, sudah saya ikat Pak" lapor si Inem dengan ngos-ngosan.

"Bagus, sekarang ambil kamera di meja kerja saya ..."

"Meja kerja Bapak dimana?", potong si Inem.

"Gimana sih kamu ini. Itu yang di bawah tangga."

"Tangga???" si Inem kebingungan.

"Di rumah ini kan ngga ada tangganya, Pak. Nggak ada tingkat", timpal Inem lugu.

Hening sesaat.

"Berapa nomor telpon ini?", tanya si Bapak.

"8902076, Pak", jawab si Inem dengan polos.

Si Bapak terdiam sejenak.

"Oh, maaf...ternyata saya salah sambung."

Ceklik.


ps: Seperti biasa, copas dari mana udah lupa sumbernya yg ini hihi.. Kalo gak salah dari email deh :p Lupa juga, tadi dapet imagenya dari mana, males search lagi hohoho.. Maapppp...


Continue Reading...

Thursday, December 25, 2008

Merry Christmas For My Blogosphere ^_^



We wish you a Merry Christmas;
We wish you a Merry Christmas;
We wish you a Merry Christmas and a Happy New Year.
Good tidings we bring to you and your kin;
Good tidings for Christmas and a Happy New Year.

Oh, bring us a figgy pudding;
Oh, bring us a figgy pudding;
Oh, bring us a figgy pudding and a cup of good cheer
We won't go until we get some;
We won't go until we get some;
We won't go until we get some, so bring some out here

We wish you a Merry Christmas;
We wish you a Merry Christmas;
We wish you a Merry Christmas and a Happy New Year



image source: http://petraevstuff.files.wordpress.com/2006/12/ws_merry_christmas_1280x1024.jpg



Continue Reading...

Tuesday, December 23, 2008

Posting Sambil Ngantuk

Sedih..

Sedih..

Sedih..


Setelah sekian lama ditahan-tahan,

Tubuhku akhirnya menyerah juga..

Masuk angin, judulnya!


Gara-gara itu, aku jadi tepar yang setepar-teparnya..

Tidur.. tidur.. dan tidur..

Dikerokin, trus dipijet sama si emak urut di belakang rumah..

Hasilnya?

Punggung udah kayak kulit zebra.. blang-bentong..

Gak bisa posting untuk Hari Ibu..

Gak bisa ikutan rebutan pertamaxxx di postingan hari kemarin..

Gak bisa cela-celaan dengan temen-temen..

Hueeee..


Akhirnya cuma bisa nitip sana-sini

Untuk ngucapin "Selamat Hari Ibu"

Walopun masih bertanya-kapan,

"Kenapa tidak ada Hari Ayah yaa..?"

Karena, aku kan juga sayang Papahku! Huks..


Udah ah, mo bobo duyuuuu....... Karena aku pingin cepat sehat lagi, amien........
Continue Reading...

PlayStation 3 With Online Shopping


When you called yourself as a game lover or game addicter, no denying that you sure know about PlayStation 3. When we talk about money and how much it cost, we can say that PlayStation 3 is on the same range with its rivals, but the features tell us more: the wireless controller (which is wi-fi and bluetooth compatible), its variety of storage (SD/MMC, CompactFlash, Memory Stick), and not to forget the newest feature Blu-Ray player. Because of that, you can play not only CDs and DVDs, but also the Blu-Ray discs, using additional PlayStation 3 Blu-Ray remote control.

The slim shape of PlayStation 3 made it completely fit with your home entertainment storage, so it won't make you headache when you look for the place where to put it in :) Back to that "money thing", because of PlayStation 3 has variety option of harddisk storage, starting from PlayStation 3 40 Gb game console, PlayStation 3 60 Gb game console, and PlayStation 80 Gb game console; and the cost range starts from $ 399 - $ 600, it means you can choose the game console based on your budget.

So, which game console that you gonna choose, it depends on your budget. Also if we talk about how you gonna buy your PlayStation 3, whether through the offline or online store, the choice is up to you. Please make sure that you have all the information you need about the online store before you decided to do the online shopping, and than do the comparison between the product's specifications. Now I have finished my job here, which is giving you the information about product that you might need. Have a nice shopping then! ^_^


image source: http://regmedia.co.uk/2007/03/23/ps3_front_main.jpg
Continue Reading...

Wednesday, December 17, 2008

Dan Kegelisahanku..


Ya Allah, ya Rabbku, sang Maharaja hatiku..
Aku mohon, dengarkanlah curhatku malam ini..
Aku inginkan ketenangan, aku inginkan kegelisahan ini hilang
Aku inginkan kekuatan, aku inginkan rasa berdebar ini pergi
Mohon tenangkanlah hatiku, pikiranku
Mohon lapangkanlah dadaku
Mohon berikanlah setetes saja kesabaran Rasulullah kepadaku
agar aku dapat menghadapi semua yang datang
dengan tabah dan ikhlas
dan tidak lupa untuk tetap tersenyum..
Sehingga kepalaku akan tetap dingin
dan hatiku tetap berpegang kepadaMu, ya Allah..

Ya Allah, ya Rabbku, wahai Pelindung hatiku..
Mohon berikanlah kekuatan iman kepadaku
agar aku tetap berada di jalanMu..
Sekalipun dalam perjalananku nanti aku sempat berbelok menjauh dariMu,
aku harapkan hatiku akan tetap mengingatMu
dan selalu menuntunku kembali kepadaMu, ya Tuhanku..

Ya Allah, ya Rabbku, sang Penjaga segala makhluk..
Aku memohon kemurahan hatiMu
untuk selalu menjaga dan merawat kedua orang tuaku,
menyayangi dan melindungi mereka dengan segenap cintaMu
seperti mereka telah menyayangi kami,
anak-anak mereka yang mungkin masih tidak tahu diri
karena masih menyusahkan
dan membuat mereka bersedih sampai hari ini..
Berikanlah mereka berdua kesehatan dan kekuatan
agar mereka dapat melalui semuanya bersama-sama
agar mereka dapat tertawa berdua
agar mereka dapat semakin memperkuat cinta mereka berdua atas namaMu, ya Allah..
Berikanlah mereka kekuatan iman
agar mereka berdua semakin mendekatkan diri kepadaMu di usia yang makin bertambah..
Berikanlah mereka kesabaran
agar mereka berdua dapat menghadapi semua yang datang di depan mereka dengan ikhlas..

Ya Allah, ya Rabbku, Maha Pelindungku..
Kembali aku memohon kepadaMu untuk menenangkan hatiku
yang masih merasakan kegelisahan dan kegundahan
Aku memohon kepadaMu, untuk sekali lagi memberikan kesabaran kepadaku
agar aku bisa merasakan ketenangan di dalam hati dan pikiranku
yang penyebabnya pun aku tak tahu
sehingga membuat orang-orang di sekitarku mengerutkan kening melihatku..
Tolonglah ya Allah, hambaMu yang hina ini memohon sekuatnya kepadaMu
agar Engkau bersedia mengabulkan permintaanku,
HambaMu yang hina ini hanya memohon kepadaMu
agar hati dan pikiran ini selalu mengingatMu dan bersamaMu
di saat susah dan senangnya aku, dan
di saat sedih dan bahagianya aku..

Ya Allah, ya Rabbku, Maharaja Penguasa Hatiku..
Aku mohon kepadaMu ya Allah, mohon kabulkanlah permohonanku..



17 Desember 2008, 23:42 pm, di kamar
Setelah sehari penuh hanya diisi dengan blank, bingung, nggak fokus, dan berdebar-debar nggak karuan tanpa aku tau sebabnya hiks.. Duh.. Ampun deh.. Ampe pengen nangis, tapi nggak bisa..


Image source: http://frgcat.netfirms.com/people_of_god.jpg
Continue Reading...

Saturday, December 6, 2008

3 H: Hibernation, Happy Birthday, Hibernation

H yang pertama: Hibernation


Huff.. Saat ini aku legaaaa banget setelah akhirnya cerita tentang si beruang kecil ini selesai. Terus terang aja, saat aku menulisnya, gak kebayang kalo bakal dibikin jadi trilogi, karena konsep awalnya, semua tulisanku adalah 1 postingan, gak lebih gak kurang. Tapi karena selama ini aku sering banget dapet masukan kalo tulisanku tuh selalu puanjaaaanggg, jadi kadang suka gak enak sendiri sama yang baca kalo abis posting hehe... Tapi, jujur aja, aku masih belom kepikiran untuk bikin cerbung (cerita bersambung) sampe akhirnya baca Reva. Aku jadi mikir, rupanya lucu juga kalo dibikin bersambung gini ya? Anyway, thank you for the idea, ya Mang! ^_^

Tapi pada akhirnya, yang bener-bener sukses "memaksaku" membuat si beruang kecil ini menjadi cerbung adalah Ivan (horeeee.. loe sukses ngeracuni gw, Cumi!). Menurutnya, aku telah "memaksakan" ending karena proses si beruang kecil menyadari kesalahannya terlalu pendek. Dia bilang "request bikin trilogi ya Dul!", padahal jelas-jelas ceritanya udah diposting! Akhirnya buru-buru aku cut di satu titik dan ceritanya sedikit dibelokin supaya bisa diteruskan ke bagian kedua. Begitu selesai posting bagian kedua, aku langsung kabari Ivan yang kebetulan sedang online sebelum masuk kelas untuk mengajar (dosen bo..). Eladalah, doski langsung bilang "bikin yang serem ya Dul!" Waduh! Request lagi?? Aku kan gak suka horror, boss! Hwakakaka..

Tapi dari sana, aku menarik kesimpulan, bahwa suatu proses memang harus dijelaskan dengan lebih detail, dan harus bisa membuat yang membaca mengatakan "wah, itu gw banget deh!". Untuk bagian yang seram, jujur aja, bagian itu termasuk yang dimasukkan belakangan hehe.. Aku gak suka horror, tapi pada akhirnya aku memutuskan bahwa kalo sekedar bagian yang 'tegang' aja sih, aku bisa deh bikinnya. Hasilnya bisa dibaca di part.2, saat si beruang kecil terdesak sampai ke jurang itu ^^ Kalo Nate bilang, bikin napsuuuuu.. Hahaha.. Makasih ya beib, i love you! *hugs*

Oya, alhamdulillah banget kalo emang si beruang kecil ini bisa menghibur, dan makasih juga buat yang dah baca. Aku jadi semangat nih! Mungkin besok si beruang kecil akan muncul lagi dengan cerita yang lain, who knows? Atau bisa jadi si beruang kecil datang dengan membawa sahabat-sahabat hutannya hihi..

Special for mbak G, geez... So speechless when I read your comment! Thanks a lot, big sis! To be honest, it's really an honour... Sumpah deh, aku bingung bilangnya gimana lagi, tapi rasa dihargai oleh seseorang itu emang bener-bener bikin hati jadi melembung bung bung bung dan jadi membuatku ingin berbuat lebih banyak lagi! Makasih mbak, aku sayaaaanggg deh sama mbak G! *hugs*


H yang kedua: Happy Birthday


Anyway, hari ini adik bungsuku ulang tahun yang ke-24. Namanya Ardhiansyah, tapi semua orang (termasuk teman-temannya) memanggilnya Dedek. Ada suatu kejadian yang jarang tapi tiba-tiba terjadi hari ini, Dedek bangun pagi euy! Hahaha.. Dia menyembunyikan mukanya di balik bantal saat aku dan Pipit mendatanginya untuk mencium pipinya sambil mengucapkan selamat ulang tahun hehe.. Lutunaaaa.... Aku sayaaang deh sama adikku ini!

Met ultah ya Om, semoga panjang umur, sehat terus, bisa kurusin badan sedikiiit (berat badan 120-an kilo rupanya masih terlalu berat untuk tubuh setinggi 190-an cm ya??), cepet beresin kuliahnya, dan bisa nentuin dengan pasti apa yang mau loe kerjain setelahnya, amien.. Yang jelas, kita semua sayang loe Ndutttt.. walopun sekarang perhatian buat loe sedikit dipindahin ke Fathir. Makanya kan sekarang dirimu jadi dapet panggilan "Fathir gede" hihi..

Oya, ada yang lucu. Entah darimana dapetnya, tapi kemarin Fathir tiba-tiba manggil Om Dedeknya dengan panggilan "Abi!". Hwakakaka.. Abi itu kan sama dengan Ayah?? Jadi, kalo dipanggil "Om Abi", gimana ceritanya tuh? Jadinya "Om Ayah" tuh! Ckikikiki... Tapi sama aja kaya aku yang dibecandain "Uwak Mami" dunks.. Rese! *angry icon*


H yang ketiga: Hibernation


Oks, sesuai topik judul yang ketiga, saat ini aku selaku si pemilik rumah, mo pamitan untuk libur ngeblog selama beberapa hari. Ada beberapa alasan untuk ini, tapi alasan nomer satu adalah karena hari minggu kemarin Papah masuk rumah sakit di Palembang karena diabetesnya kambuh (kadar gulanya naek ampe level 500-an), ditambah dengan darah tinggi dan maag, setelah beberapa hari demam tinggi. D'oohhh....

Emang sih, saat aku nulis ini Papah udah pulang ke rumah, tapi kadar gulanya masih cukup tinggi, sekitar 300-an kalo nggak salah. Tapi Papah udah nggak betah dan kebelet minta dirawat di rumah aja. Sebenarnya masalahnya hanya diet ketat untuk makan, tapi Papah nggak pernah mau dipantang makannya :( Tapi mudah-mudahan kali ini Papah mau dengerin deh, amien.. Benernya aku menyesal kenapa baru pulang sekarang, tapi kemarin aku bingung karena tetehnya Fathir masih o'on, jadinya aku belum bisa percaya penuh untuk ninggalin Fathir hanya berdua dengannya di rumah. Ini dilemaku antara menjadi seorang anak dan tante hiks..

Maaf ya temans, selama beberapa hari ke depan kayanya aku nggak bisa menyapa dan meninggalkan jejak untuk sementara waktu di rumah semuanya, kecuali mungkin yang url blognya udah aku hafal di luar kepala. Jadi kalo ada yang bisa liat, di sekeliling kepalaku saat ini bertebaran huruf-huruf yang membentuk url beberapa blogger lho.. hwakakaka... *mode lebay on* Tapi blognya Ipanks akhir-akhir ini makin beyat euy.. repot deh bukanya! Kalo mo minta Ipanks buat bikin blognya jadi "slim", bingung juga mesti ngerubah yang mana. Jadi gimana dunks Panks??

Oya, aku udah mulai berhibernasi sejak tadi malem nihh.. Maksudnya, yang biasanya aku duduk manis di depan lapie sambil online, semalam malah tepar sejak jam 11, dah gitu tidurnya di kamar Papah-Mamah pula! Hihi.. Ulie ingin meniru si beruang kecil, berhibernasi bersama keluarga saat ini. Doain lancar yah.. ^_^

Duh, ngantuks.. Hibernasi lagi ah! Mana tiba-tiba kemaren aku jadi flu sejak nyampe sini hiks.. Doain aku tetep sehat ya, soale akunya nggak mau sakit hehe..
Continue Reading...

Friday, December 5, 2008

Aku Mau Berhibernasi! (part 3-End of Story)



Ulie's note: Eh, di cerita sebelumnya pada ikutan deg-degan nggak sih? Hihi..

By the way, this is the last part, so now I'm gonna say big thanks to my other soul mate, Ivan si Jelek, yang telah memberikan inspirasi untuk membuat cerita ini menjadi trilogi. I Love You, My 2nd Freak! Hwakakaka...

I also dedicated this story special for Gratcia Siahaya, who has made me more confident to go on with this "write thing" because of her quote: "Keep on writing like no one is reading" (kira-kira gini deh hehe..). I Love You, mbak G! *hugs*

Sekarang, lanjut lagi nyookkk... ^_^




Si beruang kecil tersudut di pinggir jurang, nafasnya semakin memburu sekarang. Dadanya sesak akan rasa takut yang tak terkira. Cakar si beruang kecil erat menancap ke tanah, dengan rasa takut yang semakin memuncak si beruang kecil menoleh ke kanan dan kirinya untuk mencari jalan keluar, tetapi satu-satunya jalan adalah kembali ke arah mana tadi ia datang. Tempat dimana si pengejar itu berada!

Dengan panik, si beruang kecil mendengarkan langkah-langkah kaki yang menderu berderap ke arahnya, makin lama semakin mendekat ke tempatnya berdiri saat ini. Si beruang kecil tanpa sadar melangkah mundur, ia merasa harus berada sejauh mungkin dari si pengejar, tapi posisi kaki belakangnya telah menyentuh pinggiran jurang, menyebabkan kerikil-kerikil kecil berjatuhan ke bawah. Dengan perasaan ngeri si beruang kecil menoleh ke belakang, melihat betapa jauhnya dataran di bawah, dan membayangkan betapa sakitnya kalau saja ia sampai terjatuh ke sana..

Dan tiba-tiba, tanpa peringatan lebih dahulu, si pengejar telah muncul di hadapannya! Airmata yang masih mengalir dan cahaya sang bulan yang berada di belakangnya menghalangi pandangan si beruang kecil untuk melihat dengan jelas siapa sebenarnya si pengejar itu. Dengan ketegaran yang tiba-tiba muncul, si beruang kecil menghapus aliran airmatanya, kemudian berdiri dengan tegak. Ia melihat sosok besar yang melangkah gontai dengan keempat kakinya, terlihat lusuh dari kejauhan dan -si beruang kecil memicingkan matanya untuk melihat lebih jelas,
apakah itu benar??- langkahnya terlihat capai.

Tiba-tiba si pengejar mengeluarkan suara, terdengar letih, tapi ada nada kelegaan luar biasa di dalamnya. Si beruang kecil semakin memicingkan mata agar lebih jelas, dibalut rasa tidak percaya. Karena suara itu memanggil namanya, dan itu adalah...

Ayah!
- si beruang kecil berteriak keras.

Si beruang kecil berlari kencang menuruni pinggiran jurang, menuju sang ayah yang pada saat itu berhenti untuk menyambut dan kemudian memeluknya dengan erat saat si beruang kecil tiba di hadapannya. Si beruang kecil menangis terisak sambil memeluk sang ayah sambil berbicara tanpa henti: Ayah, oh ayah, aku takut, takut sekali! Oh ayah, maafkan aku, maafkan aku karena telah pergi dari rumah, maafkan aku ayah, maafkan aku..

Sang ayah tidak berkata apa-apa, hanya memeluk erat si beruang kecil sambil mengelus kepalanya, kemudian mencium kedua pipi anaknya yang basah oleh airmata. Setelah si beruang kecil berhenti menangis, ia menyadari betapa lusuhnya sang ayah, dan menyadari bahwa tentunya ia telah mencari dirinya sepanjang malam. Si beruang kecil semakin mengetatkan pelukannya, belum pernah ia merasakan betapa besar ia menyayangi ayahnya seperti malam ini. Sejenak kemudian sang ayah berkata -Ibu menunggumu di rumah, ayo kita pulang sekarang.. - sambil mendorong si beruang kecil dengan moncongnya agar melangkah maju. Si beruang kecil mulai berjalan di depan ayahnya, kemudian ia menolehkan kepalanya ke belakang sambil berkata -Ayah.. - kata si beruang kecil lirih, sang ayah mengangkat kepalanya yang besar ke arahnya. Si beruang kecil melanjutkan kata-katanya yang terhenti sebelumnya dengan perasaan bersyukur yang luar biasa -Aku sayang sekali padamu, ayah.. Sungguh.. Terima kasih karena telah bersusah payah untukku malam ini..

Sang ayah melangkah maju, kemudian memeluk si beruang kecil dengan pelukan yang erat sambil tersenyum lebar. Si beruang kecil tersenyum dan membalas pelukan ayahnya.

Si beruang kecil dan sang ayah kemudian meneruskan perjalanan dengan beriringan, kembali menuju ke gua tempat mereka tinggal. Sepanjang perjalanan, berkali-kali si beruang kecil memandang sang ayah yang terlihat letih tapi bahagia sekaligus. Mereka bercakap-cakap dengan riang sepanjang perjalanan, seakan-akan tak pernah bercanda seperti ini sebelumnya, menyebabkan perjalanan tak terasa jauh, apalagi lama. Betapa bedanya dengan saat ia pergi kemarin, yang penuh dengan kemarahan dan kesedihan, perjalanan pulang ini terasa sangat menyenangkan buatnya. Di dalam hati, si beruang kecil sudah tidak sabar lagi ingin bertemu dengan sang ibu, dan merasakan pelukan hangatnya.
Oh ibu.. sungguh, maafkan aku..

Tapi setiba mereka di depan pintu gua, tiba-tiba terbesit rasa cemas dan ragu di dalam hati si beruang kecil membayangkan bagaimana wajah sang ibu saat melihatnya nanti. Sang ayah menyadari keraguannya, kemudian sambil tersenyum sekali lagi ia mendorongkan moncongnya ke tubuh si beruang kecil untuk masuk ke dalam. Dengan pelan, si beruang kecil melangkah masuk ke dalam gua, dan di sana ia melihat sang ibu yang sedang duduk menangis, di sebelah adiknya yang tertidur lelap, bergelung dengan nyenyak di lantai yang dilapisi dedaunan.

Mendengar ada langkah kaki, sang ibu menyadari bahwa tentu suaminyalah yang pulang. Ia menoleh dan melihat si beruang kecil juga berdiri di sana, di depan sang ayah. Sang ibu membelalak tak percaya, kemudian berlari untuk memeluknya sambil menangis. Si beruang kecil menangis sekali lagi di dalam pelukan ibunya..

Masih menangis tapi sekarang dengan senyum menghiasi wajahnya, sang ibu memegang wajah si beruang kecil dengan kedua tangannya, kemudian menyentuhkan hidungnya dengan hidung si beruang kecil. Si beruang kecil memejamkan mata untuk meresapi hangatnya sentuhan sang ibu. Dadanya terasa penuh, sesak oleh berbagai hal yang sangat ingin ia katakan, tapi tak sanggup ia keluarkan. Tentang rasa iri, tentang rasa cemburu, dan betapa ia merasa marah kepada diri sendiri karena merasakan hal itu. Ia menyadari, tak sepantasnya ia iri kepada sang adik, karena ia juga sebenarnya menyayanginya. Ia juga sadar, tak sepantasnya ia marah kalau saat ini kedua orang tuanya lebih memperhatikan adiknya, karena sang adik memang lebih membutuhkan hal itu daripada dirinya. Ia lebih-lebih menyadari, bahwa tak seharusnya ia merasa cemburu kepada sang beruang betina yang saat ini dekat dengan jantan yang ia sukai, karena toh si beruang jantan bukanlah miliknya. Betapa ia ingin memarahi dirinya sendiri untuk semua ini, tapi ia lebih memilih untuk melampiaskan kemarahannya kepada keluarganya, karena kadang kala akan lebih mudah untuk melampiaskan hal tersebut kepada dunia sekitarnya. Padahal di dalam hatinya ia menyadari, bahwa hati lembut sang ibu akan terluka setiap kali hal ini terjadi..

Kembali terjadi, dari kedua sudut matanya menetes sesuatu yang bening seperti rintik hujan yang turun dari langit. Airmata itu, semakin lama membuncah semakin banyak, hingga tampak bagaikan dua aliran anak sungai yang sedang dilanda banjir. Sang ibu menunduk, mendekatkan mulutnya ke mata si beruang kecil, kemudian menjilati linangan airmata yang mengalir dengan penuh kasih sayang. Tanpa menyuruh berhenti, tanpa melarang..

Si beruang kecil lama menangis tersedu, hingga akhirnya ia merasa airmatanya semakin sedikit, berkurang, dan kemudian mengering. Ia masih merasakan jilatan halus lidah sang ibu di kedua pelupuk matanya sampai tiada lagi yang tersisa. Si beruang kecil seketika merasakan genangan ketenangan dan kehangatan yang memenuhi seluruh rongga hatinya, setelah airmata memutuskan berhenti mengalir. Dadanya kembali terasa ringan dan lega. Sang ibu menghentikan jilatannya saat ia merasa si beruang kecil mulai membuka matanya kembali, kemudian tersenyum penuh rasa sayang sambil sekali lagi menjilat si beruang kecil di bagian atas kepala.

Sambil tetap memejamkan mata, lirih berkata si beruang kecil..
- Ibu, terima kasih untuk cintamu hari ini, terima kasih sekali lagi untuk kasih sayangmu hari ini, terima kasih untuk perhatianmu hari ini.. Sungguh keegoisan semata kata-kataku sebelumnya, dan aku malu akan hal itu. Menyampaikan kata maaf mungkin terdengar bagai pembelaan, tapi aku merasakan kesepian amat sangat yang tiba-tiba menghentak ulu hatiku, dan aku ingin berlari menjauh dari rasa sepi itu. Aku tidak mau sepi ibu, aku tidak mau merasakan kesepian lagi kali ini! Aku ingin melepaskan rasa sepi itu dengan pergi darimu, tapi kau menyadarkanku bahwa hanya dengan bersama dirimulah maka aku akan bisa mengalahkan rasa sepi itu. Hibernasiku ingin bersamamu, ibu.. Aku tak ingin jauh darimu lagi.. Jangan pernah letih menyayangiku, ibu.. Karena sampai kapanpun aku akan selalu membutuhkan cinta dan kasih sayangmu untukku.. Terima kasih atas semua cintamu ibu, aku menyayangimu..

Si beruang kecil mengakhiri kata-katanya dengan kembali memeluk sang ibu erat-erat. Oh betapa ia bersyukur telah dilahirkan di dalam sebuah keluarga yang penuh kehangatan seperti ini. Dan betapa ia menyadari, bahwa hanya dengan kasih sayanglah semua akan bisa teratasi, dan ia tak perlu merasa sendiri lagi.

Ayah, ibu, sungguh aku berterima kasih, karena kalian telah mengajarkanku tentang hal ini..


-- The End --




Fiuh, akhirnya beres juga hehe.. Betapa senangnya ya kalau dunia ini selalu dipenuhi oleh cinta, kasih sayang, dan rasa memaafkan yang tulus. Mudah-mudahan saat aku menikah nanti, aku bisa menjadi seperti si ibu beruang yang penuh cinta kasih ini, yang penuh dengan kasih sayang dan kemampuan untuk memaafkan kesalahan dengan kesabaran. Sekali lagi, jangan pernah ragu untuk memperlihatkan rasa cinta dan kasih sayang, karena kita akan mendapatkan hal yang sama dari orang sekitar kita. Amien aja dulu ah buat sekarang, dan terima kasih buat yang mau merepotkan diri membaca trilogi tentang si beruang kecil ini ckikiki...


Special note: These are only my ideal models for parents kind, hopefully we can do it in our real life. Just because we always hear, a child were born like a white paper, we can draw it with any colour, we can make them in any form we like. So, i think, to raise our childs in a wonderful life, we should be concern on important things to be teach, which is love, and give them the ability to forgive other people's fault, and always ready to say "sorry" and "thank you" at the right situation, so that our kids can grow up as a better person than us in the future. Don't you agree with this simple ways? ^_^

Marilah kita membuat dunia yang penuh dengan cinta dimana-mana, gak perlu muluk-muluk deh, kita kan bisa memulainya dari rumah kita sendiri terlebih dahulu hehe..


Ini adalah "si beruang kecil" di keluarga kami, Muhammad Al Fathir Rumawie.
Di foto ini ia sedang bermesraan dengan Mamanya (Pipit) hwekekeke..
Mudah-mudahan kami semua bisa memberikan cinta yang ia butuhkan
untuk tumbuh menjadi anak yang baik hati
dan bisa memberikan kebahagiaan untuk banyak orang di masa depan, amien..

*Harapan Mami Ulie yang hari ini sibuk ditarikin untuk main kesana-kemari
ampe nyaris gak bisa nyelesain part 3 ini hiks..



image source 3: http://imagecache2.allposters.com/images/pic/ARTPUB/KW006721_36_24~Polar-Bear-Family-Posters.jpg


Continue Reading...

Thursday, December 4, 2008

Aku Mau Berhibernasi! (part 2)



Ulie's note: "Aku Mau Berhibernasi (part 1)" bisa dibaca di sini yaa.. ^_^

Lanjut maangg.... Hohoho....


Si beruang kecil yang pergi dari rumah, berjalan tak tentu arah. Dalam keadaan yang bercampur antara marah, bingung, dan sedih, sesekali ia berjalan dengan sengaja menabrakkan diri pada pohon-pohon yang berada rapat di kanan-kirinya, menyebabkan ranting-ranting yang kering menjadi patah dan berjatuhan ke tanah. Si beruang kecil tak menghiraukan bahunya yang semakin terasa perih. Si beruang kecil masih merasa ingin berteriak, tapi ia tak tahu akan ditujukan kepada siapakah teriakannya itu: Sang ibu? Adik? Si beruang jantan? Atau si betina itu??

Si beruang kecil berjalan terus, tiada peduli pada langit yang semakin memerah atau pada matahari yang mulai bergulir turun. Ia berjalan seakan-akan tidak peduli akan keempat kakinya yang sudah mulai terasa letih karena tidak pernah berhenti melangkah. Ia tetap berjalan tanpa menoleh, seolah-olah meninggalkan sesuatu yang teramat menyakitkan di belakangnya. Sesekali si beruang kecil meluapkan perasaannya dengan melolong marah, yang anehnya malah lebih terdengar sebagai lolongan sedih di telinganya sendiri.

Tapi akhirnya si beruang kecil harus menyerah, pada sakit di telapak kakinya, pada perutnya yang mulai merintih karena lapar, dan pada sinar bulan yang tidak seterang matahari di siang hari. Si beruang kecil berhenti di suatu tempat, dimana pohon-pohon besar mulai semakin jarang dan akhirnya hanya ada tumbuh-tumbuhan kecil di sana, dan bahkan pada akhirnya tiada terlihat adanya tumbuhan yang hidup. Rupanya ia tiba di pinggir jurang! Tempat yang selama ini tak pernah ia berani bayangkan akan berada di sana, karena selama ini orang tuanya tidak pernah membiarkan ia pergi sendirian sejauh ini. Si beruang kecil maju sedikit di tepian jurang untuk melihat ke arah bawah. Oww! Tinggi sekali! - ia membatin. Hatinya sedikit kecut melihat betapa tinggi posisinya dari sini.

Perlahan si beruang kecil mundur, menjauhi tepian jurang. Ia masih belum tahu apa yang akan ia lakukan sekarang, apakah akan berusaha untuk pulang, atau tetap bertahan di sini, di tempat yang sungguh-sungguh asing untuknya ini. Belum lagi memikirkan tentang makanan, si beruang kecil belumlah terlatih untuk berburu, karena selama ini ayahnya yang berburu untuk makan mereka sekeluarga. Si beruang kecil mulai merasakan takut, apakah ia akan aman di sini? Selama ini ayah dan ibunya selalu bercerita tentang betapa bahayanya berada di dunia luar sendirian dan mereka selalu melindunginya, tapi kekeraskepalaan dan keegoisannya telah menyebabkan hidupnya terancam seperti saat ini. Tapi kedua hal itu juga yang menyebabkan si beruang kecil akhirnya memutuskan tidak akan pulang ke rumah saat ini, tidak untuk malam ini, ia memutuskan dengan keras kepala di dalam hati.

Si beruang kecil kemudian berjalan untuk mencari makanan, apapun itu ia pasrah asalkan bisa masuk ke perut dan mengenyangkannya. Si beruang kecil mengorek tanah dengan cakarnya, mencari jamur, kemudian memasukkannya ke dalam mulut. Ergh! Tidak enak! Ia meludahkan jamur keluar dari mulutnya sambil berlari ke pohon muda yang terdekat dengan posisinya, mencari-cari bagian kulitnya yang lunak dan mengelupasnya, kemudian mulai mengunyahnya perlahan. Hm, cukup manis.. lumayan untuk mengganjal perutnya yang kosong sedari tadi. Si beruang kecil menengadah ke atas dan ia ingin sekali bisa meraih sarang lebah madu di atas kepalanya itu, tapi insting melarangnya.

Sekarang masalah lain datang setelah ia mengisi perutnya, dimana ia akan tidur malam ini?? Si beruang kecil mengantukdan merasa ingin berbaring saat ia mulai mengingat lantai guanya yang hangat dan nyaman. Si beruang kecil mulai merindukan kehangatan dan kebersamaan yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Si beruang kecil mulai menangis lirih di saat ia mengingat kelucuan dan celoteh adik kecilnya. Tiba-tiba si beruang kecil mulai menyesalkan keegoisannya yang telah membuatnya sampai tiba di sini. Si beruang kecil pun tidak lagi peduli tentang si beruang jantan, ataupun beruang betina, ia tidak peduli lagi tentang semua itu. Saat ini si beruang kecil hanya ingin pulang, kembali bersama ayah, ibu, dan adiknya, dan bergelung dengan nyaman di dalam gua, sambil mendengarkan sang ibu bercerita sampai mereka semua tertidur nyenyak. Si beruang kecil mulai menangis dan melolong dengan suara keras, ia merasa sendirian.. dan seperti film yang diputar ulang, ia seperti mendengar kembali kata-kata yang sempat ia lontarkan kepada sang ibu sebelumnya, kata-kata yang tidak ia pikirkan akan benar-benar terjadi, kata-kata yang terlempar keluar hanya karena dorongan kebodohannya semata, dan sekarang ia menyesalkan hal itu.. Tapi sudah terlambatkah bila ia menyesal sekarang??

Bulan di langit bulat dan terang, tapi seakan-akan ia terlihat sedih melihat keadaan si beruang kecil. Si beruang kecil akhirnya tertidur dengan sisa-sisa airmata membekas di pipinya, meninggalkan jejak berupa bulu yang basah dan menempel erat dengan kulitnya. Si beruang kecil sesekali mengigau dalam tidurnya yang tidak nyenyak, karena saat itu ia tertidur di luar, penuh dengan perasaan menyesal, takut, capai, dan kedinginan, dan rasa lapar akibat rasa dingin itu membuat si beruang kecil tanpa sadar menangis dalam tidurnya. Malam semakin larut, suasana hutan yang hanya ditingkahi oleh suara burung hantu dan binatang malam membuat malam semakin terasa mencekam.

Tapi tiba-tiba terdengar bunyi berkeresak dari arah belakang si beruang kecil! Si beruang kecil terlonjak dari tidurnya. Ia duduk dengan waspada sambil ketakutan, membayangkan apa atau siapakah yang kira-kira menimbulkan bunyi tersebut. Terdengar langkah-langkah kaki yang berat, melangkah lambat, tanpa menimbulkan suara lain kecuali bunyi keretak dahan kering yang terinjak dan desah nafas berat. Si beruang kecil semakin ketakutan, langkah itu semakin mendekat ke tempatnya duduk sekarang. Nafas si beruang kecil memburu, ia tidak tahu apakah ia harus berlari atau mencari tempat persembunyian agar ia tidak bertemu dengan makhluk tersebut. Perlahan si beruang kecil menoleh ke kanan dan kirinya, mencari-cari tempat yang bisa dijadikan tempat untuk bersembunyi. Ia melihat ada sebuah pohon besar di kejauhan, kelihatannya cukup besar sebagai tempatnya berlindung.

Dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara, si beruang kecil mulai melangkah ke arah pohon tersebut. Si beruang kecil melangkah hati-hati, sesekali menoleh ke arah bunyi keretak langkah tadi, ia berusaha agar saat melangkah tidak menimbulkan suara dan melangkah semakin cepat ke tujuannya. Tapi tanpa sengaja tiba-tiba kaki si beruang kecil menginjak ranting, dan bunyi keretak patahnya seakan-akan bagai bom di telinganya! Dengan ketakutan si beruang kecil berhenti, karena bunyi langkah itupun ikut berhenti di belakangnya. Nafas si beruang kecil makin tak teratur, jantungnya berdegup kencang, bertalu-talu di dalam dadanya sampai rasanya ingin melompat keluar. Tiba-tiba langkah itu terdengar lagi, bahkan sekarang langsung berjalan menuju arahnya, dan semakin lama semakin cepat bahkan nyaris berlari. Si beruang kecil tersentak dan memutuskan untuk berlari secepatnya, menjauh dari makhluk itu. Si beruang kecil mulai menangis, si beruang kecil mulai melolong memanggil ibu dan ayahnya, bahkan sesekali menyebut nama adiknya. Pengejarnya sudah semakin dekat, ia merasakan hal itu. Si beruang kecil makin mempercepat langkah kaki kecilnya, tapi dadanya yang sesak dan airmata yang mengalir dari matanya membuatnya kesulitan melihat arah, dan tiba-tiba...

Si beruang kecil tiba di pinggir jurang!



-- bersambung deui ah.. hihi.. --



ps: Van, akhirnya gw bikin ini jadi trilogi juga.
Ciyaaalll... Kenapa gw harus ngikutin kata-kata loe ya??


image source: http://animals.timduru.org/dirlist/bear/Cute-PolarBear-Cub-SittingOnSnow.jpg
Continue Reading...

Wednesday, December 3, 2008

Aku Mau Berhibernasi! (part 1)


Jujur aja, aku lagi gak tau mo posting apa di sini sekarang. Dipaksain nulis, malah jadinya makin kacau karena pikiranku nggak fokus ke sana. Akhirnya aku malah jadi "mengarang indah yang betul-betul mengarang indah" kaya yang ada di bawah ini, cerita acak kadut yang -jujur aja- aku tulis secara ngawur dan 'asal jadi'. Tapi ya, seneng juga sih pas bacanya hehe.. Kesannya kaya fabel (dzienggg! Fabel! Hueks!), karena tokohnya hewan :D


Alkisah, ada sebuah keluarga beruang yang terdiri dari bapak beruang, induk beruang, dan dua anaknya di kaki sebuah pegunungan. Akhir-akhir ini anak beruang yang lebih besar sedang mengalami masa pubertas, layaknya remaja manusia. Ia menjadi susah dimengerti dan selalu memberontak. Kata-kata yang dilontarkannya pun menjadi sulit dimengerti oleh orang tuanya. Kadang kala sang ayah kehilangan kesabaran dalam menghadapinya, tapi ia selalu mendapatkan senyuman maaf penuh kasih dari sang ibu. Selain itu, ia juga merasa bahwa salah satu temannya, si beruang jantan yang tinggal di sisi gunung yang lain itu, yang biasanya terlihat menyebalkan karena selalu mempermainkannya saat mereka bertemu, tiba-tiba terlihat seperti beruang paling gagah di matanya. Pikiran dan hatinya yang sering berubah-ubah seringkali membuat si beruang kecil menjadi bingung dengan dirinya sendiri. Ia tak ingin terlihat 'aneh', tapi si beruang kecil tak sanggup untuk melawan hal itu.

Suatu hari, si beruang kecil kambuh lagi. Melihat ibunya yang sedang memanjakan sang adik, tiba-tiba timbul rasa iri yang keluar tanpa sanggup ia tahan. Ia merasa iri karena merasa bahwa adiknya telah "merampas" semua perhatian sang ibu, tapi ia terlalu gengsi untuk mengatakan secara langsung. Ditambah lagi, hari ini ia mendengar bahwa beruang jantan yang ia sukai mempunyai teman baru, seekor beruang betina yang kelihatannya baru ia kenal. Dalam kegalauannya hari itu, akhirnya dengan sambil menghentakkan kaki, ia tiba-tiba berteriak di depan ibunya:

Aku mau berhibernasi selamanya, sendirian, dan tak akan kembali! - kata sang beruang kecil.

Sang ibu menatapnya dengan pandangan mata yang memancarkan kebingungan. Sambil menimang sang adik, si ibu tersenyum sayang sambil memandang lurus ke mata si beruang kecil, kemudian berkata dengan nada penuh kasih - Sekarang belum waktunya, anakku sayang.. nanti, saat waktunya tiba, di saat tiada warna lain kecuali putih membentang sejauh mata memandang, kita semua akan menjalaninya bersama-sama. Kemudian, setelah dingin yang membekukan dihalau pergi oleh hangatnya sang mentari, kita akan kembali membuka mata untuk menikmati indahnya kicauan si burung biru di pagi hari dan indahnya awan yang berarak di atas kepala..

Sang beruang kecil melengos, ia kembali berteriak sambil membelakangi ibunya, bahkan kali ini ia semakin meninggikan nada suaranya saat berteriak:

Aku nggak peduli! Aku nggak peduli saat ini matahari masih ada di atas sana untuk menerangi bumi! Aku nggak peduli butiran putih itu belum datang untuk memenuhi permukaan tanah dan membekukannya! Aku hanya ingin sendirian!! Aku hanya ingin tidur, dan tidak memikirkan siapa-siapa!! AKU BENCI SEMUANYA!!! Aku tidak mau diatur-atur lagi! Aku tidak mau ada orang yang mengatakan apa yang boleh dan tidak boleh kulakukan! Aku tidak mau lagi melihat orang menyakiti hatiku lagi!! AKU BENCI!!!

Kemudian si beruang kecil berbalik menatap ibunya dengan raut muka yg terlihat seperti perpaduan antara rasa cemas, keras kepala, dan sedih sekaligus, mulutnya berkali-kali membuka dan menutup, seakan-akan masih ingin mengatakan sesuatu, tapi membatalkannya di saat kata-katanya hampir meluncur dari ujung lidahnya. Matanya menatap berpindah-pindah antara sang ibu dan adiknya yang tertidur nyaman di dalam pelukan ibunya, kedua tangan sang ibu sedang menutupi telinga si adik agar suara keras si beruang kecil tidak mengganggu tidur nyenyaknya. Melihat itu, akhirnya si beruang kecil hanya sanggup menggumam - Ibu.. aku.. aku..

Si beruang kecil tak sanggup lagi menatap mata ibunya. Ia berbalik, kemudian melangkah pergi meninggalkan sang ibu yang menatapnya dengan pandangan mata sedih.

--- bersambung dulu ah.. --


ps: Entah kenapa pagi ini tiba-tiba aku merasa sepi yang nggak jelas, rasanya ada yang menghisap kebahagiaanku sebelumnya saat sedang tertawa karena ledekan dan lelucon yang dilemparkan oleh si Jelek Ivan. Ngantuk berat, aku hitung-hitung, udah 27,5 jam badanku terjaga, artinya sudah 27,5 jam pula otakku beraktivitas, tapi tak juga keinginan untuk tidur itu datang. Aku kangen Mamah.. Jadi pengen pulang..


image source: http://www.canada-photos.com/data/media/16/polar-bear-family_4151.jpg
Continue Reading...

Promo Terbaru Oriflame (2 Des 08 - 17 Jan 09)!


UNTUK NEW CONSULTANT

Daftar Oriflame hanya Rp 39.900, dapatkan NEW starterkit dan colour chart.

Penuhi kualifikasi 3 tahap Welcome Program
dan dapatkan produk gratisnya

senilai total Rp 847.000!


WP1 (75 BP) akan mendapatkan Giordani Gold Body Cream
senilai Rp 69.000 GRATIS!

WP2 (100 BP) mendapatkan Bouquet of Miniature Perfumes
(Giordani Gold EdP, Giordani White Gold EdP, dan Precious EdP)
senilai Rp 349.000 GRATIS!

WP3 (125 BP) mendapatkan Giordani Gold Luxury Suites
senilai Rp 429.000 GRATIS!




GRATIS UANG PENDAFTARAN
dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Bergabung di Oriflame dan melakukan pendaftaran hanya Rp 39.900.
2. Lakukan order pertama minimal Rp 150.000
dan dapatkan kembali uang pendaftaran Rp 39.900 di invoice.


Jadi, pendaftaran GRATISSSSS di periode ini lho... BURUAN! ^_^


Contact details:
U l i e
BUZZ me on YM: cutie_ulie



ps: Benernya aku punya banyak list postingan di draft,
tapi karena masih pada nanggung jadi kebingungan sendiri hihi..
Jalan-jalan ke rumah Bloggers juga gak sempet hiks.. Maap..
Akhirnya aku malah jadi posting promo rekrut di Oriflame deh hwakaka..

*mode bingung on*
Continue Reading...
 

..::|| Ulie Punya Diary ||::.. Copyright © 2009 Girlymagz is Designed by Bie Girl Vector by Ipietoon